Latest Post

 

Ketua DPRD Kota Padang, Muharlion, menerima kunjungan kerja Ketua DPRD Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Muhammad Adani, di ruang kerjanya pada Kamis (16/10/2025). 

INFONEWS-Ketua DPRD Kota Padang, Muharlion, menerima kunjungan kerja Ketua DPRD Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Muhammad Adani, di ruang kerjanya pada Kamis (16/10/2025). Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka studi banding terkait mekanisme pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) serta proses penyusunan APBD di Kota Padang.

Dalam kesempatan itu, Muhammad Adani menyampaikan bahwa Kabupaten Bungo saat ini tengah memulai tahap pembahasan KUA-PPAS tahun anggaran 2026. Karena baru menjabat sebagai ketua dewan, ia ingin mempelajari proses dan sistematika pembahasan anggaran yang telah berjalan di DPRD Padang.

“Kami datang untuk belajar, karena Padang sudah berpengalaman dan bisa menjadi acuan bagi daerah lain,” ujarnya.

Adani menambahkan, pihaknya ingin memahami mekanisme alur pembahasan APBD, mulai dari penyusunan KUA-PPAS, pembahasan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), hingga tahap penetapan dalam sidang paripurna.

“Kami ingin memastikan bahwa proses yang kami jalankan di Bungo sesuai dengan regulasi dan berjalan efektif seperti di Padang,” katanya.

Selain membahas mekanisme anggaran, pertemuan juga menyinggung isu pemotongan Tambahan Penghasilan Pegawai (TKD) dan penyesuaian anggaran daerah.

Menurut Adani, hingga kini Pemerintah Kabupaten Bungo belum menerima pemberitahuan resmi terkait kebijakan tersebut. Karena itu, pihaknya ingin mengetahui bagaimana Pemerintah Kota Padang dan DPRD menyikapi kondisi serupa.

Ketua DPRD Padang, Muharlion, menyambut baik kunjungan kerja DPRD Bungo tersebut dan mengapresiasi langkah mereka yang ingin memperkuat tata kelola anggaran secara transparan. Ia menjelaskan bahwa proses pembahasan APBD di Padang dilakukan dengan prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan sinergi antar-pemangku kepentingan.

“Di Padang, setiap pembahasan dimulai dari KUA-PPAS agar perencanaan anggaran terukur dan sesuai prioritas. Setelah disepakati bersama TAPD, baru dilanjutkan ke pembahasan RAPBD sebelum penetapan,” jelas Muharlion.

Ia menegaskan bahwa sinergi antara DPRD dan TAPD menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan kondisi keuangan daerah.

“Kita harus mampu menyesuaikan setiap kebijakan anggaran dengan kemampuan fiskal, apalagi tahun ini terjadi pemotongan transfer dana pusat cukup signifikan,” tambahnya.

Muharlion berharap, hasil kunjungan kerja DPRD Kabupaten Bungo ke Padang dapat memperkuat kerja sama antar daerah dalam hal peningkatan kapasitas legislatif. “Kami terbuka untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam pembahasan anggaran.Semoga ini menjadi langkah awal untuk kolaborasi lebih erat antar DPRD di Sumatera,” tutupnya. (*)

Infonews - Salah satu tugas inspektorat itu melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengelolaan dana desa terutama yang sudah di laksanakan.


"Tahun 2025 ini sudah kita agendakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan desa terutama desa yang sudah 2 tahun belum di periksa" sebut, Kepala Inspektorat Mentawai, Serieli BW kepada media, Rabu (15/10/2025).


Agenda pemeriksaan keuangan desa ini di lakukan 2 tahun sekali, kenapa 2 tahun sekali, hal ini dikarenakan keterbatasan personel dan juga anggaran, meski demikian pemeriksaan keuangan desa tetap berjalan.


Nah, dari pemeriksaan yang sudah di lakukan tahun ini, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi di tingkat kecamatan yang langsung di hadiri kepala daerah dalam rangka memastikan pengelolaan anggaran desa yang tepat sasaran.


"Prinsipnya kegiatan yang di lakukan desa itu terkait dengan pemberdayaan masyarakat, karena kegiatan yang di lakukan secara swakelola dan harus melibatkan masyarakat" tegasnya.


Secara aturan, anggaran pemberdayaan masyarakat minimal 30 persen artinya kegiatan di desa tidak ada namanya di kelola pihak ketiga, tapi di lakukan secara swakelola yang melibatkan masyarakat langsung.


Pada kenyataannya, kata Serieli BW masih ada desa kita melibatkan masyarakat hanya segelintir orang, dengan demikian pihaknya mendorong desa untuk tidak melanggar aturan dalam pengadaan barang dan jasa khususnya di lingkungan pemerintahan desa.


Lebih lanjut di katakan, dalam segi perencanaan, pencairan anggaran dan pertanggungjawaban, pihak pemerintahan desa banyak yang telat, sehingga anggaran desa rata-rata bisa terealisasi pada triwulan kedua, sementara APBDes itu mulai dari januari.


Terkait pengelolaan anggaran desa ini, pihak pemerintahan desa harus berpedoman pada surat edaran bupati Mentawai nomor 100.3.4.2/02/ITDA-KKM/VI-2025 tentang tertib,disiplin,dan transparansi dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja desa.


Dalam surat edaran itu, Inspektorat Mentawai mendorong pihak pemdes untuk mengelola anggaran desa secara transparan, namun masih banyak pihak desa yang belum melakukan hal tersebut.


Jadi, apapun kegiatan yang di laksanakan pemerintahan desa harus di umumkan kepada masyarakat, agar terwujud transparansi tidak terkesan di tutupi" ucapnya.


Seperti diketahui mentawai merupakan daerah kepulauan yang memiliki geografis yang sulit di jangkau, maka pihak inspektorat sangat butuh informasi dari masyarakat terkait pengelolaan anggaran desa, guna menciptakan efektivitas dan efisiensi pengawasan dari kita.


Maka dari itu melalui surat edaran Bupati tersebut, inspektorat mentawai mendorong pihak desa di awal tahun wajib mengumumkan APBDesnya kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui  berapa PAD desa, Dana bagi hasil, anggaran belanja termasuk layanan pengaduan harus di buat.


Dia menjelaskan, persyaratan pencairan dana desa itu ada dua tahap, dimana tahap pertama 50.persen itu di ajukan pada saat APBDes di tetapkan, sementara rata-rata APBDes di sahkan di bulan April-Mei, sehingga telat pencairan dana desa tahap pertama.


Pencairan tahap kedua 50 persen kemudian di bulan Agustus keatas di lakukan setelah pertanggungjawaban dana tahap pertama minimal mencapai 75 persen dan juga ditambah dengan laporan pertanggungjawaban APBDes tahun sebelumnya yang telah di sahkan.


Untuk pencairan Anggaran Dana Desa (ADD) penyalurannya bervariasi, tapi rata-rata tiga tahap yaitu 40 persen tahap pertama, tahap kedua 40 persen dan tahap ketiga 20 persen, pencairan tersebut persyaratannya tahap pertama minimal 75 persen dan seterusnya di salurkan tahun berikutnya.


Nah, problemnya itu, kata dia banyak pemdes dalam mengeksekusi kegiatannya tidak sesuai dengan perencanaan awal, sehingga dalam pembuatan SPJ saat di lakukan pemeriksaan di lapangan tahap pertama fisiknya belum ada, jadi uang sudah habis pekerjaan belum selesai.


Hal ini di akibatkan telat mengeksekusi anggaran dan juga ada pekerjaan tahun-tahun sebelumnya pekerjaan sudah selesai uangnya belum di bayarkan. Jadi dari segi pengelolaan anggaran desa ini menyalahi aturan, ujarnya.


Kepala Inspektorat Mentawai berharap bagaimana pihak desa mengelola anggaran di lakukan secara transparan, akuntabel dan tepat sasaran.


Seperti diketahui tahun 2025 ini ada anggaran untuk ketahanan pangan 20 persen yang di implementasikan melalui BUMDES dalam pengelolaan kebun jagung.


"Semua desa sudah kita tinjau, rata-rata sudah melaksanakannya, namun masih belum sesuai dengan harapan yang ditargetkan itu 20 hektar, dalam hal ini pihaknya terus mendorong pemdes agar anggaran desa lebih bermanfaat untuk masyarakat" imbuhnya.


Nah, harapan kedepan tentu harus di mulai dari komitmen pimpinan, jadi kepala desa harus berkomitmen bahwa dana desa yang di titipkan bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, tapi dikelola untuk kepentingan masyarakat, pungkasnya.



Editor : Tim Redaksi


 


INFONEWS-Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Padang menargetkan,  RSUD dr Rasidin Padang untuk realisasi pendapatan  tahun 2026 sebesar Rp45 Miliar.

Dimana sebelumnya, RSUD dr Rasidin tahun 2026 hanya menargetkan pendapatan   sebesar Rp 40 Miliar.

Hal itu terungkap, saat pembahasan Banggar DPRD Kota Padang bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Struktur Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Padang, Rabu (15/10/2025).

Ketua DPRD Kota Padang Muharlion merasa kecewa, karena RSUD dr Rasidin tahun 2025 menargetkan realisasi pendapatan Rp 45 Miliar, namun tahun 2026 target pendapatan turun menjadi Rp 40 Miliar.

"Seluruh target pelayanan di RSUD turun, padahal banyak program-program seperti pelayanan jantung, ruangan sakit VIP, dan medical cek up. Kenapa sampai turun begini kinerja RSUD," tegasnya.

Dikatakannya, RSUD harusnya intropeksi diri kenapa sampai turun kinerja. Apakah pelayanan di Puskesmas-puskesmas  tidak memenuhi SOP. Jangan pendapatan yang dikurangi.

"Kepiawaian seorang Dirut rumah sakit untuk mengelola RSUD sangat diperlukan.
Harus pandai pula mamanaje  puskesmas - puskesmas sebagai penghasil PAD," ujarnya.

" Harusnya  tidak turun target pendapatan ditahun 2026, bahkan meningkat," tambahnya.

Anggota DPRD Kota Padang Usmardi Thareb mempertanyakan, kenapa masyarakat malas berobat  ke  Puskesmas, apakah  karena pelayanan yang tidak  bagus.

"Kalau pendapatan berkurang, berarti bekerja Dirut RSUD yang tidak bagus," tegasnya.

Potensi banyak, kenapa sampai berkurang pendapatan. Artinya, menganggurkan potensi yang ada.

Untuk menambah pendapatan, Dirut harus pro aktif dan mengejar bola seperti, mengajak jemaah haji kota Padang untuk general cek up di RSUD dan bisa  menambah pendapatan  Rp 1 miliar. (*)

 


INFONEWS-Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Padang menargetkan,  RSUD dr Rasidin Padang untuk realisasi pendapatan  tahun 2026 sebesar Rp45 Miliar.Dimana sebelumnya, RSUD dr Rasidin tahun 2026 hanya menargetkan pendapatan   sebesar Rp 40 Miliar.

Hal itu terungkap, saat pembahasan Banggar DPRD Kota Padang bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Struktur Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Padang, Rabu (15/10/2025).

Ketua DPRD Kota Padang Muharlion merasa kecewa, karena RSUD dr Rasidin tahun 2025 menargetkan realisasi pendapatan Rp 45 Miliar, namun tahun 2026 target pendapatan turun menjadi Rp 40 Miliar.

"Seluruh target pelayanan di RSUD turun, padahal banyak program-program seperti pelayanan jantung, ruangan sakit VIP, dan medical cek up. Kenapa sampai turun begini kinerja RSUD," tegasnya.

Dikatakannya, RSUD harusnya intropeksi diri kenapa sampai turun kinerja. Apakah pelayanan di Puskesmas-puskesmas  tidak memenuhi SOP. Jangan pendapatan yang dikurangi.

"Kepiawaian seorang Dirut rumah sakit untuk mengelola RSUD sangat diperlukan.
Harus pandai pula mamanaje  puskesmas - puskesmas sebagai penghasil PAD," ujarnya.

" Harusnya  tidak turun target pendapatan ditahun 2026, bahkan meningkat," tambahnya.
Anggota DPRD Kota Padang Usmardi Thareb mengatakan, k enapa masyarakat malas berobat  ke  Puskesmas, apakah  karena pelayanan yang tidak  bagus.

"Kalau pendapatan berkurang, berarti bekerja Dirut RSUD yang tidak bagus," tegasnya.

Potensi banyak, kenapa sampai berkurang pendapatan. Artinya, menganggurkan potensi yang ada.Untuk menambah pendapatan, Dirut harus pro aktif dan mengejar bola seperti, mengajak jemaah haji kota Padang untuk general cek up di RSUD dan bisa  menambah pendapatan  Rp 1 miliar.(bim)

 



INFONEWS-DPRD Kota Padang melakukan pembahasan anggaran secara marathon dengan mengundang dinas teknis terkat di lingkungan Pemerintah Kota Padang, Rabu, 15 Oktober 2025.

Kali ini, Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Padang mengundang Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perumahan Rakya dan Kawasan Pemukiman Pemko Padang.

Selain itu, Banggar DPRD Kota Padang juga mengundang Dinas PUPR, Dinas Perdagangan, Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang.

Rapat yang berlangsung  ruang rapat Banggar tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Padang.

Hadir juga segenap anggota Banggar dan jajaran dinas terkait yang diundang dalam rapat pembahasan itu.

Ketua DPRD Kota Padang Muharlion mengatakan, pembahasan ditujukan untuk pematangan atau mempertajam topik bahasan.

"Kita mencoba menggejot dinas tersebut agar mencapai kinerjanya dengan baik, mencapai target realisasi anggaran per dinas," katanya.

Sebelumnya sebagaimana diketahui, Pemko Padang terkena pemangkasan anggran hampir mencapai Rp400 M.

"Tentu ini berpengaruh pada postur anggaran kita yang tertung di APBD. Untuk itu, kita memaksimalkan realisasi PAD," katanya. (*)

 


INFONEWS-DPRD Kota Padang melakukan rapat pembahasan dengan mendatangkan Bapenda dan BPKAD Kota Padang, Selasa siang, 14 Oktober 2025.

Rapat itu dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Padang Muharlion didampingi Wakil Ketua Mastilizal Aye, dan Jupri.

Sementara itu, dipihak Pemerintah Kota (Pemko) Padang hadir Kepala Bapenda Raju Minrofa Chaniago, Kepala BPKAD dan jajaran.

Rapat digelar dalam rangka menyikapi kebijakan pemotongan anggaran oleh pemerintah pusat yang berdampak pada postur anggaran Kota Padang.

"Ini rapat pematangan dengan Bapenda dan BPKAD. Pemotongan oleh pusat, tentu berdampak pada postur anggaran," katanya.

Dikatakannya, pembahasan untuk mematangkan rencana yang disusun dengan Bapenda dan BPKAD.

"Kita fokus pada pajak sebagai potensi Pendapatan Asli Daerah kita. Semua potensi yang mendatangkan PAD kita kejar," cakapnya.

Sebelumnya, DPRD Kota Padang juga melakukan pembahasan dengan mengundang PLN, PDAM, PSM dan Semen Padang, Selasa pagi, 14 Oktober 2025.

"Kita minta mereka menaikan potensi yang ada," terang Muharlion. (*)

 


INFONEWS - Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Padang Tahun 2026 berlangsung di Gedung DPRD Kota Padang,  menghadirkan perwakilan dari PT Semen Padang, perusahaan semen tertua di Indonesia, yang memaparkan sejumlah rencana program dan kontribusi untuk mendukung pembangunan daerah di tahun mendatang.

Ketua DPRD Kota Padang, Muharlion, menyebutkan bahwa kehadiran PT Semen Padang dalam pembahasan RAPBD menjadi bagian dari upaya memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan dunia industri. Dalam kesempatan itu, pihak perusahaan juga mendorong pemerintah kota untuk lebih memanfaatkan produk lokal dalam pembangunan infrastruktur.

“Semen Padang menyampaikan agar Pemko dan seluruh pemangku kepentingan di daerah menggunakan produk semen lokal dalam setiap kegiatan pembangunan di Kota Padang dan Sumatera Barat,” ujar Muharlion usai rapat yang berlangsung,pada Selasa (14/10).

Menurutnya, penggunaan produk lokal bukan hanya bentuk dukungan terhadap industri dalam negeri, tetapi juga berdampak positif terhadap perekonomian daerah.

Lebih lanjut, Muharlion mengatakan bahwa DPRD bersama Pemerintah Kota Padang turut menyampaikan sejumlah usulan kepada PT Semen Padang. Salah satunya adalah dukungan untuk program seribu toilet bersih di sekolah-sekolah, yang menjadi salah satu prioritas pemerintah kota dalam meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan.

“Kita juga meminta dukungan dari Semen Padang untuk program seribu toilet bersih di sekolah. Program ini merupakan gagasan langsung dari Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang ingin menghadirkan lingkungan belajar yang lebih sehat dan nyaman bagi siswa,” jelas Muharlion.

Ia menambahkan bahwa program pembangunan seribu toilet bersih merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kebersihan, kesehatan, dan kesejahteraan siswa. Namun, pelaksanaannya membutuhkan dukungan pembiayaan yang cukup besar, sehingga DPRD berharap kontribusi CSR dari PT Semen Padang dapat mempercepat realisasinya.

“Kami berharap ada tambahan alokasi dana CSR dari Semen Padang untuk membantu pembangunan seribu toilet bersih ini. Selain mendukung sanitasi sekolah, program ini juga sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang dijalankan perusahaan,” ucapnya.

Muharlion menegaskan, kerja sama antara Pemko, DPRD, dan sektor swasta seperti PT Semen Padang sangat penting untuk memperkuat fondasi pembangunan daerah. “Kita ingin sinergi ini terus berjalan karena pembangunan tidak hanya bisa ditopang oleh APBD, tetapi juga membutuhkan dukungan semua pihak,” tutupnya. (*)

Author Name

{picture#YOUR_PROFILE_PICTURE_URL} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.